Pages

Senin, 15 Oktober 2012

Cucu Sundari Bantah Bocorkan Data Penyelewengan BOS

Perbincangan Dadang jhon dan Dede najon
suami Cucu sundari
Kabupaten Sukabumi- [Metropuncaknews.com] 
Cucu Sundari, guru honor SD Gandasoli membantah telah membocorkan data penyelewengan BOS yang terjadi di SD Gandasoli. Hal ini disampaikan oleh Dede Najon, suami Cucu Sundari yang diwawancarai wartawan Senin,1/10.

Dalam wawancara itu Najon yang menjadi bendahara PDIP Anak Cabang Cibeureum menegaskan, dirinya yang membocorkan data penyimpangan BOS SD Gandasoli kepada Dadang Hermawan. Pada saat itu Dadang Hermawan sendiri menjadi nara sumber untuk berita tentang penyelewengan dana BOS SD Gandasoli. Hasil dari wawancara tersebut dimuat beberapa media pada pertengahan bulan lalu.
Najon menegaskan, ia sengaja membongkar penyelewengan Bos SD Gadasoli  karena ia ingin pengelolaan dana BOS SD Gandasoli berjalan tepat sasaran. Kendati data diperoleh dari Cucu Sundari, namun Cucu Sundari sama sekali tidak pernah membahas masalah itu kepada pihak manapun.
Najon mengungkapkan semenjak Juli 2009 Samsyul Bahri mantan Kepala SD Gandasoli yang kini menjadi Kepala SD Cilangla  telah melakukan penggelembungan honor guru. Nilai honor yang sebenarnya Rp 250 ribu dibukukan senilai Rp 500 ribu. Najon juga menegaskan jumlah guru honor di SD Gandasoli sebanyak 10 orang.
Najon juga mengakui bila isterinya tak pernah lagi datang ke SD Gandasoli. Samsyul Bahri tidak lagi memberi Cucu Sundari jam mengajar. Menurut Najon, setelah kasus mencuat isterinya berkali-kali datang ke SD Gandasoli. Namun, sebagai kepala sekolah  Samsul Bahri sama sekali tak pernah menyapa Cucu Sundari.
Najon menuturkan akhirnya Cucu Sundari memutuskan untuk mengundurkan diri dari SD Gandasoli. “Namun, anehnya Samsyul Bahri keberatan bila isteri saya mengundurkan diri”, ujar Najon.
Menurut Najon, oleh masyarakat setempat Samsyul Bahri dikenal sebagai pejabat yang arogan. Hal ini dibuktikannya ketika Samsyul Bahri mengirimkan pesan singkat kepada Cucu Sundari. Pesan singkat itu berbunyi, “Jangan mentang-mentang anda punya suami di partai, tetapi kekuasaan ada di tangan kepsek”.
Najon menambahkan SMS dari Samsyul Bahri segera menjadi perbincangan dikalangan pengusus PDIP. Pasalnya, ia menerima SMS itu persis ketika PDIP tengah menyelenggarakan rapat tentang aspirasi  masyarakat.
Dadang Hermawan, aktivis PDIP menyatakan kasus ini seharusnya diproses secara hukum. “Meski Samsyul Bahri kini telah dimutasi ke SD lain, tidak berarti menghapus kekeliruan yang pernah dilakukan semasa menjadi Kepala SD Gandasoli”, ujar Dadang.
Giliran Samsul Bahri angkat bicara. Menurutnya Dia tidak pernah memberhentikan Cucu Sundari. Dia memang mengakui untuk tahun ajaran 2012 Cucu tidak kebagian Rombel (Rombongan Belajar), namun S Bahri masih memberinya pekerjaan administratif sebagai pengganti jam mengajar.
S Bahri mengakui memang ada dokumen sekolah yang memperlihatkan honor guru adalah sebesar Rp 500 ribu dari yang sebenarnya Rp 250 ribu. Tetapi, dokumen itu bukan laporan pertanggungjawaban Biaya Operasional Sekolah. Dokumen itu adalah bagian dari proposal yang dibuat untuk meraih Corporate Social Responsibility. S Bahri bahkan akan menunjukkan laporan pertanggungjawaban BOS dimana nilai pengeluaran untuk honor guru sesuai dengan apa yang diterima masing-masing.[Avhes/Budhis]

0 komentar:

Posting Komentar