Perbincangan Dadang jhon dan Dede najon suami Cucu sundari |
Cucu Sundari, guru honor SD Gandasoli membantah telah
membocorkan data penyelewengan BOS yang terjadi di SD Gandasoli. Hal ini
disampaikan oleh Dede Najon, suami Cucu Sundari yang diwawancarai wartawan
Senin,1/10.
Dalam wawancara itu Najon yang menjadi bendahara
PDIP Anak Cabang Cibeureum menegaskan, dirinya yang membocorkan data
penyimpangan BOS SD Gandasoli kepada Dadang Hermawan. Pada saat itu Dadang
Hermawan sendiri menjadi nara sumber untuk berita tentang penyelewengan dana
BOS SD Gandasoli. Hasil dari wawancara tersebut dimuat beberapa media pada
pertengahan bulan lalu.
Najon menegaskan, ia sengaja membongkar
penyelewengan Bos SD Gadasoli karena ia ingin pengelolaan dana BOS SD
Gandasoli berjalan tepat sasaran. Kendati data diperoleh dari Cucu Sundari,
namun Cucu Sundari sama sekali tidak pernah membahas masalah itu kepada pihak
manapun.
Najon mengungkapkan semenjak Juli 2009 Samsyul
Bahri mantan Kepala SD Gandasoli yang kini menjadi Kepala SD Cilangla
telah melakukan penggelembungan honor guru. Nilai honor yang sebenarnya Rp 250
ribu dibukukan senilai Rp 500 ribu. Najon juga menegaskan jumlah guru honor di
SD Gandasoli sebanyak 10 orang.
Najon juga mengakui bila isterinya tak pernah
lagi datang ke SD Gandasoli. Samsyul Bahri tidak lagi memberi Cucu Sundari jam
mengajar. Menurut Najon, setelah kasus mencuat isterinya berkali-kali datang ke
SD Gandasoli. Namun, sebagai kepala sekolah Samsul Bahri sama sekali tak
pernah menyapa Cucu Sundari.
Najon menuturkan akhirnya Cucu Sundari
memutuskan untuk mengundurkan diri dari SD Gandasoli. “Namun, anehnya Samsyul
Bahri keberatan bila isteri saya mengundurkan diri”, ujar Najon.
Menurut Najon, oleh masyarakat setempat
Samsyul Bahri dikenal sebagai pejabat yang arogan. Hal ini dibuktikannya ketika
Samsyul Bahri mengirimkan pesan singkat kepada Cucu Sundari. Pesan singkat itu
berbunyi, “Jangan mentang-mentang anda punya suami di partai, tetapi kekuasaan
ada di tangan kepsek”.
Najon menambahkan SMS dari Samsyul Bahri
segera menjadi perbincangan dikalangan pengusus PDIP. Pasalnya, ia menerima SMS
itu persis ketika PDIP tengah menyelenggarakan rapat tentang aspirasi
masyarakat.
Dadang Hermawan, aktivis PDIP menyatakan kasus
ini seharusnya diproses secara hukum. “Meski Samsyul Bahri kini telah dimutasi
ke SD lain, tidak berarti menghapus kekeliruan yang pernah dilakukan semasa
menjadi Kepala SD Gandasoli”, ujar Dadang.
Giliran Samsul Bahri angkat bicara. Menurutnya
Dia tidak pernah memberhentikan Cucu Sundari. Dia memang mengakui untuk tahun
ajaran 2012 Cucu tidak kebagian Rombel (Rombongan Belajar), namun S Bahri masih
memberinya pekerjaan administratif sebagai pengganti jam mengajar.
S Bahri mengakui memang ada dokumen sekolah
yang memperlihatkan honor guru adalah sebesar Rp 500 ribu dari yang sebenarnya
Rp 250 ribu. Tetapi, dokumen itu bukan laporan pertanggungjawaban Biaya
Operasional Sekolah. Dokumen itu adalah bagian dari proposal yang dibuat untuk
meraih Corporate Social Responsibility. S Bahri bahkan akan menunjukkan laporan
pertanggungjawaban BOS dimana nilai pengeluaran untuk honor guru sesuai dengan
apa yang diterima masing-masing.[Avhes/Budhis]
0 komentar:
Posting Komentar